Hadist Bukhari dan Muslim Pasti Shahih?
Apakah semua hadist Bukhari atau Muslim pasti shahih?
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak rancu dalam memahami duduk permasalahannya.
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak rancu dalam memahami duduk permasalahannya.
Al-Imam Al-Bukhari adalah seorang muhaddits yang lahir tahun
(810-896). Beliau banyak melakukan kritik hadits dan masterpiece beliau
adalah kitab yang disebut dengan istilah Ash-Shahih. Orang biasa
menyebutnya dengan shahih Bukhari. Judul lengkapnya adalah Jami’ Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar min Haditsi Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi.
Kitab
yang berisi 7.275 hadits secara terulang-ulang atau 4000 haditsbila
tidak diulang-ulangini oleh semua ahli hadits diakui sebagai kitab yang
sudah mengalami seleksi yang teramat ketat dan tidak main-main.
Agar sebuah hadits bisa lolos seleksi ketat Al-Imam Bukhari dan
tertulis di dalamnya, maka proses yang dialaminya menjadi sangat
panjang.
Misalnya, para perawi yang meriwayatkan hadits ini harus lolos
seleksi yang teramat ketat. Karena Al-Bukhari menelusurinya dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Nyaris tidak ada seorang pun yang pernah
berdusta yang akan dipakai hadits oleh beliau.
Bahkan jangankah berdusta, sekedar berpakaian kurang sopan dan tidak
selayaknya dalam pandangan masyarakat, sudah dinilai miring oleh beliau.
Maka hadits-hadits yang diriwayatkan oleh orang tersebut pastilah
mengalami diskualifikasi. Tidak masuk ke dalam jajaran hadits di dalam
kitab beliau.
Maka keshahihan semua hadits yang ada di dalam kitab As-Shahih yang
disusun oleh Al-Bukhari telah menjadi ijma’ ulama sedunia. Bahkan kitab
ini mendapat julukan kitab tershahih kedua setelah Al-Quran Al-Kariem.
Kitab Karya Al-Bukhari Selain Ash-Shahih
Namun yang jarang diketahui adalah ternyata Al-Imam Al-Bukhari punya
karya hadits yang lain selain kitab Ash-Shahihnya. Di mana karya-karya
itu memang memuat hadits, namun beliau sendiri tidak menjamin apakah
hadits yang ada di dalam karyanya itu shahih atau tidak.
Kalau beliau tidak menjamin, bukan berarti pasti tidak shahih. Tidak
demikian cara kita memahaminya. Namun beliau tidak melakukan
penyeleksian seperti ketika menyusun Ash-Shahih.
Di antara kitab yang pernah ditulis oleh beliau adalah duakitab kecil yang diberi judul Raf’ul Yadain (mengangkat kedua tangan) dan Ashshalatu khalfal imam (shalat
di belakang imam). Kedua kitab ini cukup tipis, meski berisi hadits
juga. Dan beliau tidak menjaminkan keshahihan hadits-hadits yang ada di
dalamnya.
Selain itu juga ada kitab Adabul Mufrad yang berisi sekitar1000-an
hadits, di mana beliau pun tidak memberikan jaminan keshahihannya.
Selain kitab hadits, ternyata Al-Imam Al-Bukhari juga seorang penulis sejarah. Dua kitab sejarah yang beliau susun adalah At-tarikh Al-Kabir dan At-Tarikh Ash-Shaghir.
Keduanya sejak pertama kali ditulis, sama sekali tidak bicara tentang
hadits nabawi. Kitab ini adalah kitab sejarah, jadi sama sekali bukan
kitab hadits.
Maka jangan berharap untuk mendapatkan hadits-hadits yang shahih sebagaimana yang kita dapat dari kitab Ash-Shahih.
Kesimpulan
Jadi semua hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahih dipastikan
atau dijamin keshahihannya. Sedangkan bila tidak terdapat di dalamnya,
meski pun ditulis oleh Al-Bukhari, belum tentu hadits itu shahih.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar