Rabu, 14 Oktober 2015

SEJARAH SINGKAT IMAM MUSLIM

SEJARAH SINGKAT IMAM MUSLIM

Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M. Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Naisabur, yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu termasuk dalam sebutan Maa Wara’a an Nahr, artinya daerah-daerah yang terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah. Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad di abad pertengahan, Naisabur, juga Bukhara (kota kelahiran Imam Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.
Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika usianya kurang dari lima belas tahun. Beruntung, beliau dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian, beliau mulai menghafal hadits Nabi SAW, dan mulai berani mengoreksi kesalahan dari gurunya yang salah menyebutkan periwayatan hadits.
Selain kepada Ad Dakhili, Imam Muslim pun tak segan-segan bertanya kepada banyak ulama di berbagai tempat dan negara. Berpetualang menjadi aktivitas rutin bagi dirinya untuk mencari silsilah dan urutan yang benar sebuah hadits. Beliau, misalnya pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dalam lawatannya itu, Imam Muslim banyak bertemu dan mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan, beliau berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray beliau berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Irak beliau belajar hadits kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz beliau belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas ‘Abuzar; di Mesir beliau berguru kepada ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan ulama ahli hadits lainnya.
Bagi Imam Muslim, Baghdad memiliki arti tersendiri. Di kota inilah beliau berkali-kali berkunjung untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits. Kunjungannya yang terakhir beliau lakukan pada tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim sering mendatanginya untuk bertukar pikiran sekaligus berguru padanya. Saat itu, Imam Bukhari yang memang lebih senior, lebih menguasai ilmu hadits ketimbang dirinya.
Ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az Zihli, beliau bergabung kepada Bukhari. Sayang, hal ini kemudian menjadi sebab terputusnya hubungan dirinya dengan Imam Az Zihli. Yang lebih menyedihkan, hubungan tak baik itu merembet ke masalah ilmu, yakni dalam hal penghimpunan dan periwayatan hadits-hadits Nabi SAW.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya maupun kitab-kitab lainnya tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az Zihli, padahal beliau adalah gurunya. Hal serupa juga beliau lakukan terhadap Bukhari. Tampaknya bagi Imam Muslim tak ada pilihan lain kecuali tidak memasukkan ke dalam Kitab Shahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu. Kendatipun demikian, dirinya tetap mengakui mereka sebagai gurunya.
Imam Muslim yang dikenal sangat tawadhu’ dan wara’ dalam ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pada Universitas Damaskus, Syria, hadits yang tercantum dalam karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan, katanya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yang terdapat dalam karya Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah hadits yang beliau tulis dalam Shahih Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 hadits yang beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun.
Mengenai metode penyusunan hadits, Imam Muslim menerapkan prinsip-prinsip ilmu jarh, dan ta’dil, yakni suatu ilmu yang digunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadits. Beliau juga menggunakan sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat), seperti haddasani (menyampaikan kepada saya), haddasana (menyampaikan kepada kami), akhbarana (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), dan qaalaa (ia berkata).
Imam Muslim menjadi orang kedua terbaik dalam masalah ilmu hadits (sanad, matan, kritik, dan seleksinya) setelah Imam Bukhari. “Di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadits hanya empat orang; salah satu di antaranya adalah Imam Muslim,” komentar ulama besar Abu Quraisy Al Hafizh. Maksud ungkapan itu tak lain adalah ahli-ahli hadits terkemuka yang hidup di masa Abu Quraisy.

Reputasinya mengikuti gurunya Imam Bukhari
Dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, khususnya dalam bidang ilmu hadits, nama Imam Muslim begitu monumental, setara dengan gurunya, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhary al-Ju’fy atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari. Sejarah Islam sangat berhutang jasa kepadanya, karena prestasinya di bidang ilmu hadits, serta karya ilmiahnya yang luar biasa sebagai rujukan ajaran Islam, setelah al-Qur’an. Dua kitab hadits shahih karya Bukhari dan Muslim sangat berperan dalam standarisasi bagi akurasi akidah, syariah dan tasawwuf dalam dunia Islam.
Melalui karyanya yang sangat berharga, al-Musnad ash-Shahih, atau al-Jami’ ash-Shahih, selain menempati urutan kedua setelah Shahih Bukhari, kitab tersebut memenuhi khazanah pustaka dunia Islam, dan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren menjadi kurikulum wajib bagi para santri dan mahasiswa.
Pengembaraan (rihlah) dalam pencarian hadits merupakan kekuatan tersendiri, dan amat penting bagi perkembangan intelektualnya. Dalam pengembaraan ini (tahun 220 H), Imam Muslim bertemu dengan guru-gurunya, dimana pertama kali bertemu dengan Qa’nabi dan yang lainnya, ketika menuju kota Makkah dalam rangka perjalanan haji. Perjalanan intelektual lebih serius, barangkali dilakukan tahun 230 H. Dari satu wilayah ke wilayah lainnya, misalnya menuju ke Irak, Syria, Hijaz dan Mesir.
Waktu yang cukup lama dihabiskan bersama gurunya al-Bukhari. Kepada guru besarnya ini, Imam Muslim menaruh hormat yang luar biasa. “Biarkan aku mencium kakimu, hai Imam Muhadditsin dan dokter hadits,” pintanya, ketika di sebuah pertemuan antara Bukhari dan Muslim.
Disamping itu, Imam Muslim memang dikenal sebagai tokoh yang sangat ramah, sebagaimana al-Bukhari yang memiliki kehalusan budi bahasa, Imam Muslim juga memiliki reputasi, yang kemudian populer namanya — sebagaimana disebut oleh Adz-Dzahabi — dengan sebutan muhsin dari Naisabur.
Maslamah bin Qasim menegaskan, “Muslim adalah tsaqqat, agung derajatnya dan merupakan salah seorang pemuka (Imam).” Senada pula, ungkapan ahli hadits dan fuqaha’ besar, Imam An-Nawawi, “Para ulama sepakat atas kebesarannya, keimanan, ketinggian martabat, kecerdasan dan kepeloporannya dalam dunia hadits.”

Kitab Shahih Muslim
Imam Muslim memiliki jumlah karya yang cukup penting dan banyak. Namun yang paling utama adalah karyanya, Shahih Muslim. Dibanding kitab-kitab hadits shahih lainnya, kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, dimana Imam Muslim banyak memberikan perhatian pada ekstraksi yang resmi. Beliau bahkan tidak mencantumkan judul-judul setiap akhir dari satu pokok bahasan. Disamping itu, perhatiannya lebih diarahkan pada mutaba’at dan syawahid.
Walaupun dia memiliki nilai beda dalam metode penyusunan kitab hadits, Imam Muslim sekali-kali tidak bermaksud mengungkap fiqih hadits, namun mengemukakan ilmu-ilmu yang bersanad. Karena beliau meriwayatkan setiap hadits di tempat yang paling layak dengan menghimpun jalur-jalur sanadnya di tempat tersebut. Sementara al-Bukhari memotong-motong suatu hadits di beberapa tempat dan pada setiap tempat beliau sebutkan lagi sanadnya. Sebagai murid yang shalih, beliau sangat menghormati gurunya itu, sehingga beliau menghindari orang-orang yang berselisih pendapat dengan al-Bukhari.
Kitab Shahih Muslim memang dinilai kalangan muhaditsun berada setingkat di bawah al-Bukhari. Namun ada sejumlah ulama yang menilai bahwa kitab Imam Muslim lebih unggul ketimbang kitabnya al-Bukhari.
Sebenarnya kitab Shahih Muslim dipublikasikan untuk Abu Zur’ah, salah seorang kritikus hadits terbesar, yang biasanya memberikan sejumlah catatan mengenai cacatnya hadits. Lantas, Imam Muslim kemudian mengoreksi cacat tersebut dengan membuangnya tanpa argumentasi. Karena Imam Muslim tidak pernah mau membukukan hadits-hadits yang hanya berdasarkan kriteria pribadi semata, dan hanya meriwayatkan hadits yang diterima oleh kalangan ulama. Sehingga hadits-hadits Muslim terasa sangat populis.
Berdasarkan hitungan Muhammad Fuad Abdul Baqi, kitab Shahih Muslim memuat 3.033 hadits. Metode penghitungan ini tidak didasarkan pada sistem isnad sebagaimana dilakukan ahli hadits, namun beliau mendasarkannya pada subyek-subyek. Artinya jika didasarkan isnad, jumlahnya bisa berlipat ganda.

Antara al-Bukhari dan Muslim
Imam Muslim, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Mustafa ‘Adzami dalam bukunya Studies in Hadith Methodology and Literature, mengambil keuntungan dari Shahih Bukhari, kemudian menyusun karyanya sendiri, yang tentu saja secara metodologis dipengaruhi karya al-Bukhari.
Antara al-Bukhari dan Muslim, dalam dunia hadits memiliki kesetaraan dalam keshahihan hadits, walaupun hadits al-Bukhari dinilai memiliki keunggulan setingkat. Namun, kedua kitab hadits tersebut mendapatkan gelar sebagai as-Shahihain.
Sebenarnya para ulama berbeda pendapat mana yang lebih unggul antara Shahih Muslim dengan Shahih Bukhari. Jumhur Muhadditsun berpendapat, Shahihul Bukhari lebih unggul, sedangkan sejumlah ulama Marokko dan yang lain lebih mengunggulkan Shahih Muslim. Hal ini menunjukkan, sebenarnya perbedaannya sangatlah sedikit, dan walaupun itu terjadi, hanyalah pada sistematika penulisannya saja, serta perbandingan antara tema dan isinya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas Shahih Muslim, antara lain, karena Al-Bukhari mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam hadits Mu’an’an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan “kemungkinan” bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.
Al-Bukhari mentakhrij hadits yang diterima para perawi tsaqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadits dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada al-Bukhari.
Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan — sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar —, bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa kehidupan guru-gurunya. Beliau juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Namun prinsipnya, tidak semua hadits Bukhari lebih shahih ketimbang hadits Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya keshahihan hadits riwayat Bukhari itu lebih tinggi derajatnya daripada keshahihan hadits dalam Shahih Muslim.

Karya-karya Imam Muslim
Imam Muslim berhasil menghimpun karya-karyanya, antara lain seperti: 1) Al-Asma’ wal-Kuna, 2) Irfadus Syamiyyin, 3) Al-Arqaam, 4) Al-Intifa bi Juludis Siba’, 5) Auhamul Muhadditsin, 7)At-Tarikh, 8.) At-Tamyiz, 9) Al-Jami’, 10) Hadits Amr bin Syu’aib, 11) Rijalul ‘Urwah, 12)Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, 13) Thabaqat, 14) Al-I’lal, 15) Al-Mukhadhramin, 16) Al-Musnad al-Kabir, 17) Masyayikh ats-Tsawri, 18) Masyayikh Syu’bah, 19) Masyayikh Malik, 20) Al-Wuhdan, 21) As-Shahih al-Masnad.
Kitab-kitab nomor 6, 20, dan 21 telah dicetak, sementara nomor 1, 11, dan 13 masih dalam bentuk manuskrip. Sedangkan karyanya yang monumental adalah Shahih dari judul singkatnya, yang sebenarnya berjudul, Al-Musnad as-Shahih, al-Mukhtashar minas Sunan, bin-Naqli al-’Adl ‘anil ‘Adl ‘an Rasulillah.

Wafatnya Imam Muslim
Imam Muslim wafat pada Ahad sore, pada tanggal 24 Rajab 261 H. Semoga Allah SWT merahmatinya, mengampuni segala kesalahannya, serta menggolongkannya ke dalam golongan orang-orang yang sholeh. Amiin.

Kumpulan Hadist Bukhari Muslim

 

BAB : MENURUNKAN KAIN KARENA SOMBONG

1349.  Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak melihat dengan rahmat-Nya pada orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN. Tag: , .  

BAB : BOLEH MENGENAKAN BAJU BELUDRU

1348.  Jabir r.a. berkata: Nabi saw. bertanya : Apakah kamu mempunyai anmaath (kain dari beludru) ?  Jawab kami : dari mana kah kami memiliki anmaath?  Maka Nabi saw. bersabda: Akan ada padamu anmaath.      Kemudian Jabir berkata : Maka aku katakan padanya (istrinya): jauhkan dariku anmaath mu  itu.  Maka dijawab: Tidakkah Nabi saw. telah bersabda: Sesungguhnya akan ada padamu anmaath, maka aku biarkan ia. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS, PAKAIAN. Tag: , ,

BAB : TAWADLU DALAM HAL PAKAIAN

1347.  Abu Budah r.a. berkata,  Aisyah r.a. telah menunjukkan kepada kami kain yang tebal dan baju yang kasar seraya berkata: Rasulullah saw. meninggal dunia dengan mengenakan kain dan baju ini. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, RASULULLAH SAW.. Tag: , , ,

BAB: BOLEH MEMAKAI SUTRA BAGI ORANG YANG GATAL-GATAL

1345. Anas bin Malik telah memberitakan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan dispensasi (keringanan) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk mengenakan pakaian sutera dalam perjalanan karena adanya penyakit gatal-gatal atau penyakit lain yang menimpa mereka berdua.(Bukhari, Muslim).

أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَنْبَأَهُمْ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ بِهِمَا

Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , , .  

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1342.  Ali r.a. berkata: Nabi saw.memberiku hadiah kain dari sutra, lalu aku memakainya, tiba-tiba aku melihat kemarahan di wajah Nabi saw., lalu  aku bagi-bagikan kepada istriku.  (Bukhari, Muslim)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
أَهْدَى إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةَ سِيَرَاءَ فَلَبِسْتُهَا فَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ فَشَقَقْتُهَا بَيْنَ نِسَائِي


Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , , .  

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1341. Usman An-Nahdi berkata:  Telah datang kepada kami surat Umar yang dibawa oleh Utbah bin Farqad di Azrabijan yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra kecuali selebar dua jari (telunjuk dan tengah). Abu Usman An-Nahdi berkata: Yang kami ketahui maksudnya untuk tanda. (Bukhari, Muslim)
Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra
Ditulis dalam ADAB, AMAL, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , .  

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1340.  Abdullah bin Umar r.a. berkata: Umar bin Khatab r.a. melihat perhiasan sutra dijual di muka pintu masjid, kemudian ia berkata:  Ya Rasulullah, andaikan engkau membeli itu untuk engkau pakai hari Jumat dan ketika menerima utusan jika datang kepadamu.  Maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya yang memakai itu hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat.  Kemudian tidak lama Nabi saw. mendapat beberapa perhiasan sutra, maka beliau memberi satu kepada Umar bin Khatab r.a., dan Umar r.a. berkata:  Ya Rasulullah, engkau memberiku pakaian itu sesudah engkau bicara demikian terhadap perhiasan utharid.  Maka Sabda Nabi saw.: Aku tidak memberi kepadamu itu supaya engkau pakai.  Maka oleh Umar diberikan kepada saudaranya yang masih kafir di Makkah.  (Bukhari, Muslim)
Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , ,

BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA

93. Abu Hurairah r.a. berkata:  Nabi saw. bersabda:  Tiada seorang nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya.  Mukjizat yang diberikan kepadaku berupa wahyu (Al-Quran) yang diturunkan kepadaku.  Maka aku berharap semoga akulah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat.  (Bukhari, Muslim)
Sebab Mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.
Pengertian Mansukh : Pembatalan hukum yang ditetapkan terdahulu oleh hukum yang ditetapkan kemudian.
Ditulis dalam HADITS, HARI KIAMAT, IMAN, ISLAM

BAB: KETENANGAN HATI KARENA MELIHAT BUKTI NYATA

92. Abu Hurairah r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s., ketika Ia berkata: Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati.   Tuhan bertanya:  Apakah engkau tidak percaya?   Jawab Ibrahim a.s.:  Benar aku telah percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku.    Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth a.s. ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat.   Dan andaikan aku tinggal dalam penjara, selama Nabi Yusuf dipenjara, niscaya segera aku sambut panggilan raja.  (Bukhari, Muslim).
Diriwayatkan: Rasul menanggapi begitu beruntungnya Nabi Ibrahim yg mendapat kesempatan untuk meyakinkan dirinya bahwa Allah memang ada, dengan diperlihatkan kepadanya burung mati yang bisa hidup lagi.
Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: MENGAMBIL HATI ORANG YANG LEMAH IMAN

91. Saad bin Abi Waqash r.a. berkata:  Rasulullah saw. memberi kepada beberapa orang, saat itu Saad sedang duduk melihat, maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si Fulan padahal aku tahu dia seorang mukmin.  Nabi saw. bersabda: Ataukah muslim.  Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin.  Nabi saw. bertanya: Ataukah muslim?   Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya.  Kemudian Nabi saw. bersabda:  Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka.  (Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Ditulis dalam ADAB, AMAL, DOSA, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: BOLEH MERAHASIAKAN IMANNYA BAGI ORANG YANG TAKUT

90. Hudzaifah r.a. berkata:  Nabi saw. bersabda:  Catatkanlah untukku nama orang-orang yang telah masuk Islam.   Maka kami catat seribu lima ratus orang. Dan kami berkata:  Apakah Tuan khawatir terhadap kami padahal kini sudah seribu lima ratus orang?    Kemudian nyata kami telah diuji dengan bala’ ketakutan sehingga ada kalanya orang shalat sendirian karena takut.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS, IMAN, ISLAM. 1 Comment »

BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA

89. Abu Hurairah r.a. berkata:  Rasulullah saw. bersabda:  Sesungguhnya iman itu akan kembali berkumpul di Madinah sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HARI KIAMAT, IMAN, ISLAM

BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA

88. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di majelis Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya:  Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah?    Jawabku: Aku.   Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya.   Lalu aku berkata:  Fitnah (ujian/bala’) yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar.   Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut.   Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup.  Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah?   Jawabku: Dipecah.   Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah:  Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu?  Jawab Hudzaifah: Ya.  Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis.   Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu?  Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam AMAL, DOSA, HADITS, HARI KIAMAT, ISLAM

BAB: TERANGKATNYA/TERCABUTNYA AMANAH DAN IMAN DARI BEBERAPA HATI DAN BANYAKNYA FITNAH UJIAN HIDUP

87. Hudzaifah r.a. berkata:  Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan sedang menanti yang kedua.       Rasulullah saw. menceritakan bahwa amanat (iman) pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka mengerti Al-Qur’an dan mengetahui sunah rasul.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya.  Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya),  sehingga dipuji-puji:  Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman.  (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata:  Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya.  Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.
Ditulis dalam AMAL, DOSA, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: PEMERINTAH YANG KORUPSI PADA RAKYATNYA AKAN MASUK NERAKA

86. Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit dijenguk oleh Gubernur Ubaidillah bin Ziyad, maka Ma’qil berkata:  Aku akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah saw., beliau bersabda:  Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia tidak akan dapat merasakan bau surga.  (Bukhari, Muslim).     Yakni bila tidak merasakan bau surga maka pasti masuk neraka.
Ditulis dalam ADAB, AMAL, DOSA, HADITS, ISLAM

BAB: SIAPA YANG MATI KARENA MEMBELA HAK NYA MAKA IA MATI SYAHID, DAN YANG TERBUNUH KARENA AKAN MERAMPOK/MERAMPAS, GUGUR DARAHNYA DAN DALAM NERAKA

85. Abdullah bin Amr r.a. berkata:  Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda:  Siapa yang terbunuh mati karena membela (mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, AMAL, DOSA, HADITS, ISLAM

BAB: IMAN ITU SEUTAMA-UTAMA AMAL

51. Abu Dzar r.a. berkata: Aku tanya kepada Nabi saw.: Apakah amal yang utama?  Jawabnya: Iman pada Allah dan jihad fi sabilillah.  Lalu aku tanya: Memerdekakan budak mana yang lebih utama?  Jawab Nabi saw.: Yang lebih mahal harganya dan yang sangat disayang oleh pemiliknya.  Abu Dzar bertanya: Jika aku tidak dapat berbuat itu?  Sabda Nabi saw.: Membantu orang yang berbuat, atau membuatkan orang yang tunanetra (tidak dapat berbuat).  Bertanya: Jika tidak dapat?  Jawab Nabi saw.: Menjauhkan orang-orang dari kejahatan, maka itu sebagai shadaqah untuk dirimu.  (Bukhari, Muslim).Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: IMAN DAPAT BERKURANG KARENA KURANGNYA TAAT

49. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw. keluar ke mushala untuk shalat Idul Fitri atau Adha, maka ia berjalan ke bagian wanita dan bersabda: Wahai kaum wanita bershadaqahlah kalian, sebab aku melihat kalian bagian terbanyak dalam neraka.  Mereka bertanya: Mengapakah ya Rasulullah?  Jawab Nabi saw.: Karena banyak mengomel (mencaci) dan melupakan kebaikan suami, tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agama, dapat menawan hati lelaki yang pandai selain kamu.  Mereka bertanya: Apakah kekurangan agama dan akal kami ya Rasulullah?  Sabda Nabi saw.: Tidakkah persaksian wanita separo dari persaksian laki-laki?  Jawab mereka: Benar.  Sabda Nabi saw.: Itu tanda kekurangan akalnya. Tidakkah diwaktu haid seorang wanita tidak shalat dan puasa?  Jawab mereka: Benar.  Maka sabda Nabi saw.: Itu dari kekurangan agamanya.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: CINTA PADA SAHABAT ANSHAR TANDA BERIMAN

48. Al-Baraa’ r.a. berkata: Nabi saw. bersabda tentang sahabat Anshar :  tidak cinta pada mereka kecuali orang mukmin, dan tidak membenci mereka kecuali orang munafik, maka siapa yang cinta kepada mereka (Al-Anshar) Allah cinta kepadanya, dan siapa yang membenci mereka, Allah benci kepadanya.  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: CINTA PADA SAHABAT ANSHAR TANDA BERIMAN

47. Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tanda adanya iman itu cinta pada sahabat Anshar, dan tanda nifaq (munafik) itu benci pada sahabat Anshar.  (bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: KAFIRLAH ORANG-ORANG YANG BERKATA: HUJAN INI KARENA BINTANG

46. Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw. shalat subuh berjamaah dengan kami di Hudaibiyah, yang mana pada malamnya telah turun hujan, maka sesudah shalat Nabi saw. langsung menghadap kami dan bersabda: Tahukah kamu apakah yang difirmankan Tuhanmu?  Jawab kami: Allahu warasuluhu a’lam (Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui).  Maka sabda Nabi saw.: Allah berfirman: Di waktu pagi hamba-Ku ada yang mukmin (percaya) kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun yang berkata: Hujan ini dengan karunia dan rahmat Allah, maka ia percaya kepada-Ku dan kafir terhadap bintang, adapun orang yang berkata: Hujan ini karena bintang ini dan bintang itu, maka kafir kepada-Ku dan percaya kepada bintang. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN

45. Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Awaslah/celakalah kalian, jangan sampai kembali menjadi kafir sepeninggalanku, yaitu yang satu memenggal leher yang lain. (Bukhari, Muslim).  Yakni karena berebut dunia, kekayaan dan kedudukan.
Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: JANGANLAH KALIAN KEMBALI KAFIR SEPENINGGALANKU, YANG SATU MEMENGGAL LEHER YANG LAIN

44. Jarir r.a. berkata: Ketika hajjatul wada’ Nabi saw. menyuruhnya supaya memanggil orang-orang untuk mendengarkan khotbah Nabi saw. Lalu Nabi saw. bersabda: Janganlah kalian kembali sepeninggalanku menjadi kafir karena setengah kamu memenggal leher setengahnya. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, IMAN, ISLAM

BAB: MEMAKI ORANG MUSLIM ITU FUSUQ DAN MEMERANGINYA BERARTI KUFUR

43. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Memaki orang muslim itu fusuq, dan memeranginya berarti kufur. (Bukhari, Muslim).  Fusuq berarti menyeleweng dari kebenaran agama, menyimpang dari garis.  Kufur berarti ingkar.

KITAB : HAID ; BAB: TIDAK WAJIB WUDHU KARENA MAKAN DAGING (IKAN PANGGANGAN)

203. Ibn Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw. telah minum susu, kemudian berkumur dan bersabda: Susu itu mengandung lemak. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HAID

KITAB : HAID ; BAB: TIDAK WAJIB WUDHU KARENA MAKAN DAGING (IKAN PANGGANGAN)

201. Amru bin Umayyah r.a. telah melihat Rasulullah saw. menggigit (makan) panggangan lengan kambing, kemudian mendengar azan, lalu meletakkan pisau dan langsung shalat tanpa memperbarui wudhu. (Bukhari, Muslim).
202. Maimunah r.a. berkata: Nabi saw. telah makan di rumahnya panggangan lengan kambing kemudian langsung shalat tanpa memperbarui wudhu. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HAID. Leave a Comment »

KITAB : HAID ; BAB: TIDAK WAJIB WUDHU KARENA MAKAN DAGING (IKAN PANGGANGAN)

200. Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. makan panggangan paha kambing, kemudian shalat tanpa memperbaharui wudhunya. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HAID

KITAB : TANDA TANDA HARI KIAMAT & BERBAGAI FITNAH (UJIAN) ; BAB : TAKKAN TIBA KIAMAT DARI SUNGAI FURAT TIMBUL GUNUNG EMAS

1838. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Hampir saja akan timbul dari sungai Furat perbendaharaan (simpanan emas), maka siapa yang hadir waktu itu, janganlah mengambil apa-apa dari padanya. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HARI KIAMAT

KITAB : TANDA TANDA HARI KIAMAT & BERBAGAI FITNAH (UJIAN) ; BAB : TAKKAN TIBA HARI KIAMAT SEHINGGA KELUAR API DARI HIJAZ

1839. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat sehingga keluar api dari tanah Hijaz yang dapat menerangi unta-unta di Bushra. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HARI KIAMAT 

KITAB : TANDA TANDA HARI KIAMAT & BERBAGAI FITNAH (UJIAN) ; BAB : FITNAH ITU BERGELOMBANG BAGAIKAN GELOMBANG LAUT

1837. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di tempat Umar r.a. tiba-tiba ia berkata: Siapakah di antara kalian yang ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah? Jawabku: Aku, sebagáimana yang disabdakan. Ia berkata: Memang engkau berani. Lalu aku berkata: Fitnah ujian seseorang mengenai keluarga, harta, anak dan tetangganya dapat ditebus dengan shalat, puasa, shadaqah, amar ma’ruf dan nahi munkar. Umar berkata: Bukan itu yang aku maksud, tetapi fitnah yang bergelombang bagaikan laut. Jawab Hudzaifah: Engkau takkan terkena dari padanya, ya Amirulmukminin, sebab di antaramu dengan fitnah ada pintu yang masih tertutup. Umar tanya: Apakah dibuka atau dipecah? Jawab Hudzaifah: Dipecah, Umar berkata: Jika demikian maka tidak akan tertutup untuk selamanya. (Bukhari, Muslim).
Kami bertanya: Apakah mengetahui bahwa ia sebagai pintunya? Jawab Hudzaifah: Ya, sebagaimana mengetahui bahwa semalam itu sebelum hari ini. Sungguh aku menerangkan hadis yang bukan omong kosong. Maka kami gentar untuk tanya pada Hudzaifah, sehingga menyuruh Masruq untuk tanya padanya. Dijawab oleh Hudzaifah: Pintunya ialah Umar r.a.
Ditulis dalam
 
 
1836.  Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw. berkhutbah dan menerangkan semua yang akan terjadi hingga hari kiamat, diketahui (diingat) oleh yang mengetahui dan tidak diketahui oleh yang bodoh, sungguh adakalanya aku melihat sesuatu yang telah aku lupakan, kemudian setelah terjadi lalu aku ingat sebagaimana jika seorang sudah kenal lalu lupa kemudiàn jika bertemu maka ingat kembali. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HARI KIAMAT 

KITAB : TANDA TANDA HARI KIAMAT & BERBAGAI FITNAH (UJIAN) ; BAB : JIKA BERHADAPAN DUA MUSLIM DENGAN PEDANG MASING-MASING

1834. Abu Bakrah r.a. dan Al-Ahnaf bin Qais berkata: Ketika aku keluar untuk membantu orang itu (Ali bin Abi Thalib r.a.) tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakrah; lalu ia tanya padaku: Ke mana engkau akan pergi? Jawabku: Aku akan membantu orang itu (Ali r.a.). Maka ia berkata: Kembalilah engkau karena aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jika dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka. Aku tanya: Ya Rasulullah, itu yang membunuh jelas dalam neraka, tetapi mengapakah yang dibunuh? Jawab Nabi saw: Sebab Ia bersungguh-sungguh juga akan membunuh lawannya. (Bukhari, Muslim).
ini juga menunjukkan pengaruh niat.

1835. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat sehingga terjadi perang hebat antara kedua golongan yang tujuan keduanya sama (satu). (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HARI KIAMAT

KITAB : TANDA TANDA HARI KIAMAT & BERBAGAI FITNAH (UJIAN) ; BAB : JIKA BERHADAPAN DUA MUSLIM DENGAN PEDANG MASING-MASING

1834. Abu Bakrah r.a. dan Al-Ahnaf bin Qais berkata: Ketika aku keluar untuk membantu orang itu (Ali bin Abi Thalib r.a.) tiba-tiba bertemu dengan Abu Bakrah; lalu ia tanya padaku: Ke mana engkau akan pergi? Jawabku: Aku akan membantu orang itu (Ali r.a.). Maka ia berkata: Kembalilah engkau karena aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jika dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka. Aku tanya: Ya Rasulullah, itu yang membunuh jelas dalam neraka, tetapi mengapakah yang dibunuh? Jawab Nabi saw: Sebab Ia bersungguh-sungguh juga akan membunuh lawannya. (Bukhari, Muslim).
ini juga menunjukkan pengaruh niat.
Ditulis dalam HARI KIAMAT

KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : BUKTI NAJISNYA KENCING DAN HARUS MENYELESAIKANNYA HINGGA TUNTAS

167. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. berjalan melalui dua kubur, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya kedua orang dalam kubur inii sedang disiksa, dan keduanya tidak disiksa karena suatu dosa yang besar. Adapun yang satu maka tidak menyelesaikan (tuntas) jika kencing. Sedang yang kedua, dia biasa mengadu domba (namimah). Kemudian Nabi saw. mengambil dahan pohon yang masih basah dan membelah dua lalu menancapkan pada tiap kubur satu potongan dahan itu. Sahabat bertanya: Mengapa engkau berbuat itu? Jawab Nabi saw.: Semoga Allah meringankan keduanya selama dahan itu belum kering. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam THAHARAH / BERSUCI

KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : NAJISNYA DARAH DAN CARA MEMBASUHNYA

166. Asma’ r.a. berkata: Seorang wanita datang kepada Nabi saw. dan bertanya: Bagaimana pendapatmu jika pakaian kami terkena darah haid, bagaimana kami harus berbuat? Jawab Nabi saw: Dikorek lalu dibilas dengan air, lalu disiram, kemudian dapat dipakai untuk shalat. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam THAHARAH / BERSUCI

KITAB PUASA ; BAB : QADHA PUASA RAMADHAN DI BULAN SYA’BAN

703. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa jika aku berhutang puasa Ramadhan maka tidak dapat meng-qadha-nya kecuali pada bulan Sya’ban. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam PUASA

KITAB PUASA ; BAB : MENERANGKAN MANSUKH NYA AYAT: WA ALAL LADZINA YUTHIQUNAHU FIDYATUN DENGAN AYAT: FAMAN SYAHIDA MINKUMUSY SYAHRA FALYASHUMHU

702. Salamah r.a. berkata: Ketika turun ayat: Wa alal ladzina yuthiqunahu fidyatun tha’amu miskin (Terhadap orang yang tidak kuat puasa harus membayar fidyah yaitu memberi makan kepada orang miskin), maka siapa yang tidak puasa langsung membayar fidyah sehingga turun ayat: Faman syahida minkumusy syahra fal yashumhu (Siapa yang menyaksikan bulan puasa harus puasa) maka hapuslah hukum bebas puasa atau tidak puasa itu, dan tetap bagi orang yang benar-benar tidak bertenaga. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam PUASA. Leave a Comment »

KITAB PUASA ; BAB : MAKRUH PUASA HARI JUMAT SEMATA

700. Muhammad bin Abbad bertanya kepada Jabir r.a.: Apakah Nabi saw. melarang puasa hari Jumat? Jawabnya: Ya. (Bukhari, Muslim).
701. Abu Hurairah r.a. berkata: Aku mendengar Nabi saw. bersabda: Kalian jangan berpuasa hari Jumat, kecuali disambung dengan hari yang sebelumnya atau hari yang sesudahnya. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam PUASA

KITAB PUASA ; BAB : LARANGAN BERPUASA PADA HARI RAYA IDUL FITRI ATAU IDUL ADHA

697. Umar bin Al-Khatthab r.a. berkata: Pada kedua hari ini, Nabi saw. telah melarang orang puasa, yaitu hari raya Idul Fitri sesudah Ramadhan dan hari raya Idul Adha sesudah wukuf di Arafah. (Bukhari, Muslim).
698. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Dan tidak boleh puasa pada kedua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (Bukhari, Muslim).
699. Ziyad bin Jubair berkata: Seorang datang bertanya kepada Ibn umar r.a.: Seseorang nazar akan puasa hari Senin, tiba-tiba bertepatan hari raya? Jawab Ibn Umar r.a.: Allah menyuruh menepati janji nazar tetapi Nabi saw. melarang puasa pada hari raya. (Bukhari, Muslim).  Jadi yang harus dilaksanakan, tidak puasa pada hari raya itu, dan dilaksanakan di lain hari Senin.
Ditulis dalam PUASA. Leave a Comment »

KITAB PUASA ; BAB : SIAPA YANG TERLANJUR MAKAN DI HARI ASYURA, SUPAYA MENAHAN DIRI SEPANJANG HARI

695. Salamah bin Al-Akwa’ r.a. berkata: Pada hari Asyura Nabi saw. menyuruh orang berseru: Siapa yang telah makan hendaknya berpuasa (menahan sepanjang hari), dan yang belum makan maka jangan makan. (Bukhari, Muslim).
696. Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz r.a. berkata: Nabi saw. mengutus orang pada hari Asyura ke daerah Anshar memberitahukan: Siapa yang tidak puasa maka hendaknya berpuasa sisa harinya itu, dan siapa yang puasa tetap puasa. Rubayyi’ berkata: Maka kami selalu puasa sesudah mendapat anjuran itu, dan melatih anak-anak kami berpuasa sehingga kami hibur mereka dengan mainan dari kapuk (kapas), dan bila menangis minta makan maka kami hibur dengan mainan itu hingga waktu buka. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam PUASA

Hari Asyura (عاشوراء )

Hari Asyura ialah hari kesepuluh di bulan Muharam, dimana pada hari ini telah terjadi peristiwa yang sangat besar yakni ditenggelamkannya Fir’aun beserta kaumnya dan ditolongnya Nabi Musa ‘alaihissalam beserta kaumnya. Maka hari itu adalah hari dimenangkannya Al Haq dan dihancurkannya kebathilan, pada hari itu pula Nabi Musa ‘alaihissalam berpuasa sebagai tanda syukur kepada Allah.
Kisah penghancuran Fir’aun ini dimuat dalam surat As-Syu’ara sbb:
Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: ‘Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.’ Musa menjawab: ‘Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’ Lalu Kami wahyukan kepada Musa: ‘Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain (yaitu Fir’aun dan kaumnya). Dan Kami selamatkan Musa dan seluruh orang-orang yang besertanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu (Fir’aun dan bala tentaranya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar namun kebanyakan mereka tidaklah beriman.” (Asy-Syu’ara`: 60-67)

KITAB PUASA ; BAB : PUASA HARI ASYURA

688. ‘Aisyah r.a. berkata: Bangs Quraisy biasa di zaman Jahiliah berpuasa pada hari Asyura, dan Nabi saw. menyuruh juga supaya puasa hari Asyura sehingga ada kewajiban bulan Ramadhan, lalu Nabi saw. bersabda: Siapa yang akan berpuasa maka puasalah dan yang tidak maka boleh berbuka (tidak puasa). (Bukhari, Muslim).
689. Ibn Umar r.a. berkata: Biasa hari Asyura itu dipuasai oleh orang Jahiliah, maka ketika telah turun kewajiban puasa Ramadhan, Nabi saw. bersabda: Siapa yang akan puasa boleh, atau tidak puasa. (Bukhari, Muslim).  Yakni yang tidak suka puasa maka boleh juga.
690. Abdullah bin Mas’ud r.a. ketika didatangi oleh Al-Asy’ats sedang makan, maka ditegur oleh Al-Asy’ats: Ini hari Asyura? Jawab Ibn Mas’ud: Dahulu memang diharuskan puasa sebelum turun kewajiban puasa Ramadhan, tetapi setelah turun kewajiban puasa Ramadhan, ditinggalkan, karena itu dekatlah kemari, mari makan. (Bukhari, Muslim).
691. Humaid bin Abdirrahman telah mendengar Muawiah r.a. berkhotbah di atas mimbar pada hari Asyura yaitu ketika selesai menunaikan haji berkata: Hai penduduk Madinah, dimanakah ulama-ulamamu? Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Hari ini, hari Asyura tidak diwajibkan atas kamu untuk puasa, tetapi aku puasa, maka siapa suka boleh puasa, jika tidak maka boleh berbuka. (Bukhari, Muslim).
692. Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. telah hijrah ke Madinah melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari Asyura, maka beliau bertanya: Apakah hari ini? Jawab mereka: Ini hari baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Nabi Musa a.s. berpuasa. Nabi saw. bersabda: Kami lebih layak mengikuti Musa a.s. lebih dari kalian, lalu Nabi saw. puasa dan menganjurkan sahabat supaya puasa. (Bukhari, Muslim).
693. Abu Musa r.a. berkata: Hari Asyura biasanya dijadikan hari raya kaum Yahudi, maka Nabi saw. menyuruh sahabatnya supaya berpuasa. (Bukhari, Muslim).
694. Ibn Abbas r.a. berkata: Aku tidak melihat Nabi saw. mengutamakan puasa pada suatu hari yang dilebihkan dari lainnya kecuali hari ini hari Asyura, dan bulan Ramadhan. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam PUASA. Leave a Comment »

BAB: CABANG-CABANG IMAN

21. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Iman itu enam puluh lebih cabangnya, dan sifat malu itu satu cabang dari iman. (Bukhari, Muslim).
Muslim meriwayatkan: Tujuh puluh lima cabang, yang utama ialah kalimat La ilaha illallah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalanan, dan malu itu satu cabang dari iman.
22. Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. melihat seorang yang menasihati saudaranya karena malu, maka Nabi saw. bersabda: Biarkanlah ia, karena sesungguhnya malu itu adalah bagian daripada iman. (Bukhari, Muslim).
23. Imran bin Hushain r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Malu  itu tiada mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam IMAN

Mencoba upload text arab

Hari ini, atas masukan dari pengunjung blog ini,  saya mencoba untuk memasukkan text Arabic dari Hadits yang ada.
Karena saya belum memiliki scanner, dengan kamera yang saya miliki saya coba capture text arab yang ada di buku, untuk kemudian diretouch, jadi mohon maaf jika hasilnya tidak sebaik bila menggunakan scanner.
Semoga dengan cara tersebut, hadits-hadits yang ada di blog ini juga dilengkapi dengan text arab-nya.

BAB : MENURUNKAN KAIN KARENA SOMBONG

1349.  Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak melihat dengan rahmat-Nya pada orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN. Tag: ,

BAB : BOLEH MENGENAKAN BAJU BELUDRU

1348.  Jabir r.a. berkata: Nabi saw. bertanya : Apakah kamu mempunyai anmaath (kain dari beludru) ?  Jawab kami : dari mana kah kami memiliki anmaath?  Maka Nabi saw. bersabda: Akan ada padamu anmaath.      Kemudian Jabir berkata : Maka aku katakan padanya (istrinya): jauhkan dariku anmaath mu  itu.  Maka dijawab: Tidakkah Nabi saw. telah bersabda: Sesungguhnya akan ada padamu anmaath, maka aku biarkan ia. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS, PAKAIAN. Tag: , , . 2 Comments »

BAB : TAWADLU DALAM HAL PAKAIAN

1347.  Abu Budah r.a. berkata,  Aisyah r.a. telah menunjukkan kepada kami kain yang tebal dan baju yang kasar seraya berkata: Rasulullah saw. meninggal dunia dengan mengenakan kain dan baju ini. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, RASULULLAH SAW.. Tag: , , , .  

BAB: BOLEH MEMAKAI SUTRA BAGI ORANG YANG GATAL-GATAL

1345. Anas bin Malik telah memberitakan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan dispensasi (keringanan) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk mengenakan pakaian sutera dalam perjalanan karena adanya penyakit gatal-gatal atau penyakit lain yang menimpa mereka berdua.(Bukhari, Muslim).

أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَنْبَأَهُمْ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ بِهِمَا

Ditulis dalam ADAB, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , ,  

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1342.  Ali r.a. berkata: Nabi saw.memberiku hadiah kain dari sutra, lalu aku memakainya, tiba-tiba aku melihat kemarahan di wajah Nabi saw., lalu  aku bagi-bagikan kepada istriku.  (Bukhari, Muslim)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
أَهْدَى إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةَ سِيَرَاءَ فَلَبِسْتُهَا فَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ فَشَقَقْتُهَا بَيْنَ نِسَائِي

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1341. Usman An-Nahdi berkata:  Telah datang kepada kami surat Umar yang dibawa oleh Utbah bin Farqad di Azrabijan yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra kecuali selebar dua jari (telunjuk dan tengah). Abu Usman An-Nahdi berkata: Yang kami ketahui maksudnya untuk tanda. (Bukhari, Muslim)
Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra
Ditulis dalam ADAB, AMAL, HADITS, PAKAIAN, Sutra. Tag: , , . 13 

BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI

1340.  Abdullah bin Umar r.a. berkata: Umar bin Khatab r.a. melihat perhiasan sutra dijual di muka pintu masjid, kemudian ia berkata:  Ya Rasulullah, andaikan engkau membeli itu untuk engkau pakai hari Jumat dan ketika menerima utusan jika datang kepadamu.  Maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya yang memakai itu hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat.  Kemudian tidak lama Nabi saw. mendapat beberapa perhiasan sutra, maka beliau memberi satu kepada Umar bin Khatab r.a., dan Umar r.a. berkata:  Ya Rasulullah, engkau memberiku pakaian itu sesudah engkau bicara demikian terhadap perhiasan utharid.  Maka Sabda Nabi saw.: Aku tidak memberi kepadamu itu supaya engkau pakai.  Maka oleh Umar diberikan kepada saudaranya yang masih kafir di Makkah.  (Bukhari, Muslim)

BAB : SIAPA YANG MENGHADAP ALLAH DENGAN IMAN YANG TIDAK RAGU PASTI MASUK SURGA

17. Ubadah bin Ash-Shamit r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang membaca: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu wa anna Muhammadan abduhu warasuluhu, wa anna Isa abdullahi warasuluhu (wabnu amatihi) wakalimatuhu alqaaha ila Maryam waruhun minhu, waljannatu haq wannaru haq. (Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa dan tidak bersekutu, dan bahwa Nabi Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dan bahwa Isa juga hamba Allah dan utusan-Nya (putra dari hamba-Nya), dan kalimat Allah yang telah diturunkan kepada Maryam, juga Isa sebagai ruh yang diciptakan Allah, dan surga itu haqq (benar), juga neraka haqq (benar),  pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga meskipun bagaimana amalnya). (Yakni jika dibaca dengan penuh iman keyakinan). (Bukhari, Muslim).
Dalam riwayat Muslim: Allah akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu mana yang ia suka, dari pintu-pintu surga yang delapan itu.
18. Muadz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku sedang mengikuti di belakang kendaraan Nabi saw. tiada renggang antaraku dengan Nabi saw. kecuali belakang kendaraan itu, tiba-tiba Nabi saw. memanggil: Ya Muadz. Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Kemudian terus berjalan sejenak, lalu memanggil: Ya Muadz! Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Kemudian terus berjalan lalu memanggil: Ya Muadz! Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Lalu bersabda: Tahukah engkau apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya?  Jawab Muadz: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.: Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, adalah supaya mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apapun. Kemudian meneruskan perjalanan, lalu bertanya: Ya Muadz bin Jabal. Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Lalu ditanya: Tahukah engkau apakah hak hamba jika mereka telah melaksanakan kewajiban itu? Jawab Muadz: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw. Hak hamba atas Allah bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka. (Bukhari, Muslim).
19.

19. Muadz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku di belakang Rasulullah saw. di atas himar yang bernama Ufair, tiba-tiba Nabi saw. bertanya: Ya Muadz tahukah engkau apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, dan apakah hak hamba atas Allah? Jawab Muadz: Allahu warasuluhu a’lamu (Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui). Maka sabda Nabi saw.: Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya adalah supaya mereka menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun. Dan hak hamba atas Allah, adalah tidak akan menyiksa siapa yang tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apapun. Lalu Muadz bertanya: Ya Rasulullah bolehkah aku sampaikan kabar gembira ini pada semua orang supaya mereka gembira? Jawab Nabi saw.: Jangan diberitakan dahulu supaya tidak sembrono (niscaya akan teledor/sembrono). (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam IMAN, ISLAM

BAB : PERTAMA-TAMA DALAM IMAN MENGUCAP KALIMAT: LAA ILAHA ILLALLAH

16. Al-Musayyab bin Hazn r.a. berkata: Ketika Abu Thalib akan mati datanglah Nabi saw. ke rumahnya, dan mendapatkan di sana ada Abu Jahl bin Hisyam, Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, maka Nabi saw. berkata kepada Abu Thalib: Wahai pamanku, katakanlah: Laa ilaha illallah, suatu kalimat yang mana aku akan menjadi saksi untukmu di sisi Allah. Lalu Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata: Hai Abu Thalib, apakah engkau akan meninggalkan agama Abdul Mutthalib? Kemudian Nabi saw. menawarkan kembali  kepada Abu Thalib dan kedua orang itu juga menyanggah kembali, sehingga akhirnya Abu Thalib berkata: Bahwa dia tetap pada agama Abdul Mutthalib, dan menolak kalimat Laa ilaha illallah. Lalu Nabi saw. bersabda: Demi Allah aku akan tetap membacakan istigfar untukmu selama aku tidak dilarang untuk itu. Maka kemudian Allah menurunkan ayat 113 surat At-Taubah:
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik meskipun mereka kerabat yang dekat, sesudah nyata bahwa mereka orang-orang ahli neraka jahim.” (At-Taubah 113). (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam IMAN. Leave a Comment »

BAB : PERINTAH PERANG TERHADAP ORANG KAFIR HINGGA MEREKA MENGAKUI BAHWA TIADA TUHAN KECUALI ALLAH DAN NABI MUHAMMAD UTUSAN ALLAH

13. Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika Nabi saw. wafat, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. diangkat sebagai khalifah, dan terjadilah orang-orang yang murtad (yakni telah menolak sebagian dari kewajiban-kewajiban dalam Islam), maka Umar r.a. berkata kepada Abu Bakar r.a.: Bagaimana, atau dengan alasan apakah engkau akan memerangi orang-orang itu, padahal Nabi saw. telah bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang itu sehingga mereka mengakui La ilaha ilallah, maka siapa telah mengakuinya (mengucapkannya) berarti terpelihara daripadaku harta dan jiwanya, kecuali menurut hak Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah. Jawab Abu Bakar r.a.: Demi Allah aku akan memerangi orang yang membedakan antara kewajiban shalat dengan kewajiban zakat, sebab zakat itu kewajiban harta kekayaan, demi Allah jika mereka menolak kewajiban zakat meskipun sebesar anak kambing, yang biasa mereka serahkan kepada Nabi saw. pasti akan aku perangi mereka karena menolak zakat itu. Kemudian Umar r.a. berkata: Demi Allah, benar-benar Allah telah membuka hati Abu Bakar r.a. sehingga aku sadar bahwa itulah yang benar. (Bukhari, Muslim).
14. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mereka mengakui La ilaha ilallah, maka siapa yang telah mengucap La ilaha ilallah, maka telah terpelihara daripadaku jiwa dan hartanya kecuali menurut kewajibannya dalam Islam, dan perhitungan (yakni bila ia tidak jujur), terserah kepada Allah ta’ala. (Bukhari, Muslim).
15. Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mereka mengucapkan kalimat syahadat bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat, maka bila mereka telah mengerjakan semua itu berarti telah terpelihara daripadaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak kewajiban dalam Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam IMAN. Leave a Comment »

BAB : WAJIB BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH SERTA MENJALANKAN SEMUA SYARIAT AGAMA

10. Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika utusan dari Abdul-Qais datang kepada Nabi saw. ditanya: Utusan siapakah kalian?  Jawab mereka: Rabi’ah. Maka disambut oleh Nabi saw.: Selamat datang rombongan utusan yang tidak kecewa dan tidak menyesal.  Lalu mereka bertanya: Ya Rasulullah, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali dalam bulan haram (Rajab, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharam), sebab diantara kami dengan kamu ada suku kafir dari Mudhar (yakni yang selalu merampok di jalanan), karena itu ajarkan pada kami ajaran yang jelas terperinci untuk kami beritakan pada orang-orang yang di belakang kami, dan dapat memasukkan kami ke surga, mereka juga menanyakan tentang minuman.
Maka Nabi saw. menyuruh mereka empat perkara dan mencegah dari empat perkara: Menyuruh beriman kepada Allah saja. Lalu ditanya: Apakah kalian mengerti apakah iman kepada Allah saja itu?  Jawab mereka: Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.: Percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan, dan memberikan seperlima dari hasil ghanimah, dan melarang mereka membuat minuman dalam gentong, atau dibuat dalam labu, atau melubangi batang pohon, atau bejana yang dicat dengan tir.  Kemudian Nabi saw. bersabda: Ingatlah semua itu dan sampaikan pada orang-orang yang dibelakanmu. (Bukhari, Muslim)
Dalam riwayat Muslim, ada tambahan: Bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al-Asyaj: Sesungguhnya engkau memiliki dua sifat yang disukai oleh Allah, yaitu kesabaran dan ketenangan.
Riwayatnya ketika utusan itu telah sampai ke kota Madinah maka semua rombongan segera pergi kepada Rasulullah saw. kecuali Al-Asyaj, yang tenang-tenang berganti pakaian dan memperbaiki dirinya, baru ia menghadap kepada Rasulullah saw. Dan ketika Rasulullah saw. bertanya pada rombongan: Apakah kamu mewakili kaummu?  Jawab mereka: Ya.  Tetapi Al-Asyaj berkata: Ya Rasulullah, kami akan berbaiat mengenai diri kami, kemudian bila kembali kami akan menyampaikan ajaran-ajaranmu kepada kaum kami, maka siapa yang menurut, termasuk pada golongan kami, dan yang tidak maka terserah. Maka Nabi saw. memuji Al-Asyaj; Sungguh engkau memiliki dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu ketenangan dan kesabaran.
11. Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw. mengutus Muadz bin Jabal r.a. ke Yaman, beliau berpesan: Engkau akan menghadapi orang-orang ahli kitab, karena itu pertama yang harus engkau ajarkan kepada mereka adalah tauhid dalam beribadah kepada Allah, maka bila mereka telah mengerti benar, bari tahukanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu tiap sehari semalam, dan bila mereka telah mengerjakan itu, beritakan pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat harta untuk diberikan kepada fakir miskin mereka, maka bila mereka taat pada itu, maka engkau terima dari mereka, dan berhati-hati jangan mengambil milik kesayangan mereka. (Bukhari, Muslim)
12. Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. mengutus Mu’adz r.a. ke Yaman beliau berpesan kepadanya: Berhati-hatilah terhadap doanya orang yang teraniaya, sebab antara dia dengan Allah tidak ada hijab (penghalang). (Bukhari, Muslim)
Ditulis dalam IMAN, ISLAM. Leave a Comment »

BAB : RUKUN ISLAM LIMA

9. Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Islam didirikan di atas lima perkara :
  1. Percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.
  2. Mendirikan Shalat
  3. Mengeluarkan zakat
  4. Haji ke Baitullah jika kuat perjalanannya
  5. Puasa bulan Ramadhan.
Ditulis dalam HADITS. 1 Comment »

BAB : IMAN YANG DAPAT MEMASUKKAN KE SURGA

7. Abu Ayyub Al-Anshari r.a. berkata:  Seorang Badui menghadang Nabi saw. di tengan jalan, lalu memegang kendali unta kendaraan Nabi saw. dan bertanya: Ya Rasulullah, beritakan kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke surga. Maka sahabat bertanya-tanya: Mengapa, mengapa orang itu? Jawab Nabi saw.: Ada kepentingannya. Lalu Nabi saw. menjawab: Hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, dan menunaikan (mengeluarkan) zakat dan menghubungi famili (kerabat). Kemudian Nabi saw. berkata padanya: Lepaskan kendali unta itu. (Bukhari, Muslim)
8. Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang Badui datang bertanya kepada Nabi saw.: Tunjukkan kepadaku amal bila aku kerjakan aku dapat masuk surga! Jawab Nabi saw.: Hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat yang fardlu (wajib), menunaikan zakat yang fardlu, dan puasa bulan Ramadhan. Lalu Badui itu berkata: Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, aku tidak akan melebihi dari itu. Maka ketika ia telah pergi, Nabi saw. bersabda kepada sahabatnya: Siapa yang ingin melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang itu. (Bukhari, Muslim)
Ditulis dalam IMAN

Bismillahirrahmanirrahim

Mohon maaf bagi akhi & ukhti pengunjung blog ini jika saya sudah mengecewakan kalian semua.
Ternyata memang susah untuk tetap konsisten dalam kebaikan.
Sekian lama saya absen dari Blog ini.
InsyaAllah, dengan izinNya, mulai malam ini dan selanjutnya, akan saya teruskan Blog ini sehingga menjadi lengkap satu buku.
Saran & comment dari akhi & ukhti sekalian akan saya perhatikan.
terutama penyajian hadist dalam tulisan arabnya,  saya akan coba cari cara untuk bisa memuatnya berdampingan dengan artinya.

BAB : SHALAT LIMA WAKTU SALAH SATU RUKUN ISLAM

6. Thalhah bin Ubaidillah r.a. berkata : Seorang dari Najed datang kepada Nabi saw. sedang ia terurai rambutnya, lalu ia mendekat kepada Nabi saw., dengung suaranya dapat didengar tetapi tidak dapat ditangkap (dimengerti) apa yang dikatakannya tiba-tiba ia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah saw. bersabda : Lima kali shalat dalam sehari semalam. Ia bertanya : Apakah ada kewajiban bagiku selain itu ? Jawab Nabi saw. : Tidak, kecuali jika anda akan shalat sunah. Lalu Nabi saw. bersabda : Dan puasa pada bulan Ramadhan. Orang itu bertanya : Apakah ada lagi puasa yang wajib atasku selain itu ? Jawab Nabi saw. : Tidak, kecuali jika anda puasa sunah. Lalu Nabi saw. menerangkan kewajiban zakat. Maka ia bertanya : Apakah ada kewajiban selain itu ? Jawab Nabi saw. Tidak, kecuali jika anda bershadaqah sunah. Maka pergilah orang itu, sambil berkata : Demi Allah aku tidak akan melebihi atau mengurangi dari itu. Maka Rasulullah saw. bersabda : Sungguh bahagia ia jika benar-benar (yakni dalam ucapannya tidak akan mengurangi atau melebihi itu). (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS

BAB : IMAN

5. Abu Hurairah ra. berkata : Pada suatu hari ketika Nabi saw. duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang bertanya : Apakah iman ? Jawab Nabi saw. : Iman ialah percaya pada Allah, dan Malaikat-Nya, perjumpaan dengan Allah, Nabi utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya : Apakah Islam ? Jawab Nabi saw.: Islam ialah menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan puasa di bulan Ramadhan. Lalu bertanya : Apakah Ihsan? Jawab Nabi saw.: Ihsan ialah menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, maka jika engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Lalu dia bertanya : Bilakah hari kiamat ? Jawab Nabi saw.: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari orang yang bertanya, tetapi aku memberitakan padamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika penggembala unta dan ternak lainnya telah berlomba membangun gedung-gedung. Persoalan ini termasuk dalam lima macam perkara yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat :
“Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui, bilakah hari kiamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorangpun yang mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui sedalam-dalamnya.”
Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi saw. menyuruh sahabat : Kembalikanlah orang itu! Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi saw. bersabda : Itu Malaikat Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam IMAN

BAB : BERAT DOSA ORANG YANG BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH SAW.

1. Ali r.a. berkata : Nabi saw. bersabda : Kalian jangan berdusta atas namaku, maka sesungguhnya siapa yang berdusta atas namaku pasti masuk neraka. (Bukhari, Muslim).
2. Anas r.a. berkata : Sesungguhnya yang menahan diriku memperbanyak riwayat hadist kepadamu adalah karena Nabi saw. bersabda : Siapa yang berdusta atas namaku, maka ia menyiapkan tempatnya dalam neraka. (Bukhari, Muslim).
3. Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi saw. bersabda : Siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah menyiapkan tempatnya di dalam neraka. (Bukhari, Muslim).
4. Al-Mughirah ra. berkata : Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda : Sesungguhnya berdusta kepada siapapun, tidak sama dengan berdusta atas namaku, siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya menyiapkan tempatnya di neraka. (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITS. Tag:

BAB : NIAT

Sesungguhnya tiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi tiap manusia apa yang ia niatkan. Maka yang hijrahnya tulus ikhlas menurut kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang niat hijrahnya untuk dunia (kekayaan) yang akan didapat (dikejar), atau wanita yang akan dikawin, maka hijrah itu terhenti pada niat hijrah yang ia tuju. (Bukhari, Muslim)
Ditulis dalam HADITS

Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji hanya untuk ALLAH semata, pencipta manusia dan alam semesta.
Shalawat dan salam bagi Rasul akhir zaman, NabiAllah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang istiqamah hingga akhir zaman.
Dengan kata Bismillahirrahmanirrahim,
InsyaAllah, saya akan mencoba memuat Kumpulan Hadist Bukhori Muslim dalam Blog ini.
Hadist ini  disalin dari buku : Al-Lu’lu’ wal Marjan (Mutiara Hadist yang disepakati BUKHARI dan MUSLIM) Karya Muhammad Fu’ad Abdul Baqi dan Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia oleh H. Salim Bahreisy.
Semoga Allah senantiasa memberikan kelapangan waktu dan kemauan bagi saya agar saya dapat secara konsisten memposting hadist ini setiap hari.
Semoga Blog ini dapat menebar manfaat bagi umat.
Wassalam